HaditsArbain nomor 18 (Kedelapan belas) Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu’adz bin Jabal ra, keduanya berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Iringilah kesalahanmu dengan berbuat baik, niscaya kebaikan itu menghapusnya. Dan pergaulilah menusia dengan akhlak yang terpuji.” (HR Apakah kamu suka memberi nasihat kepada orang lain?Pada dasarnya, setiap orang memang berhak mendapatkan nasihat. Namun pemberian nasihat juga harus dilakukan dengan cara yang benar dan sesuai hadits riwayat Muslim disampaikan bahwa ada tiga tingkatan memberi nasihat, yaitu menggunakan tangan, lisan dan tetapi, memberi nasihat yang melampaui kemampuan yang dimiliki bisa mendatangkan mudharat dan kesulitan bagi pemberi berikut informasikan 5 etika memberi nasihat menurut Islam yang perlu diketahui oleh setiap orang1. Memiliki niat yang tulus ikhlas sebelum memberi nasihatFreepik/master1305Sebenarnya, memberikan nasihat adalah akhlak mulia dalam prinsip utama saat menopang menasihati seseorang, kamu perlu memperhatikan etikanya dengan niat yang tulus yang ikhlas tentunya akan membuat kamu menyampaikan nasihat menuju kebenaran dapat tersampaikan dengan seperti kebaikan lainnya, memberi nasihat yang dilandasi dengan niat tulus ikhlas maka bisa mendapatkan pahala dari Allah Ta’ Picks2. Menyampaikan nasihat dengan kata-kata yang baikFreepikSaat kamu hendak memberikan nasihat pada seseorang, sebaiknya bersikap lembut dan beradab di dalam ada kunci lebih baik dan tepat kecuali nasihat yang disampaikan dengan lemah lembut beserta ucapan yang penuh kasih artinya, pemberian nasihat harus disampaikan menggunakan kata-kata yang sebagaimana Allah memerintahkan Nabi Musa dan Harun untuk menasihati Firaun dengan perkataan yang lemah Memiliki ilmu dan melakukan tabbayunFreepik/senivpetroSebelum kamu memberi nasihat pada seseorang, sebaiknya menyadari ilmu atau materi yang kamu kuasai untuk check and recheck cukup sangat dibutuhkan untuk mengonfirmasi kebenaran ketika kamu hendak menasihati saja itu sangat penting dan di dalam Islam pun memerintahkan untuk melakukan check and recheck atau tabayyun. Ini sebagaimana ada pada QS. Al-Hujurat ayat 6"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kamu seorang fasik membawa suatu berita, maka bersungguh-sungguhlah mencari kejelasan agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa pengetahuan yang menyebabkan kamu atas perbuatan kamu menjadi orang-orang yang menyesal."4. Tidak melakukan tahrisy terhadap sesama muslimFreepik/ menasihati seseorang, sebaiknya tidak memiliki tujuan mencela atau menyebarkan pesan yang meliputi urusan berbasis agama Islam. Hindari pula melakukan tahrisy atas sikap memancing pertengkaran atau dalam Islam, seseorang tidak sepatutnya bersikap tahrisy. Ini karena tahrisy juga disebut sebagai bagian dari namimah atau adu karena itu, pesan yang baik seharusnya dilakukan dengan cara-cara yang baik dan tidak berupa provokasi terhadap sesama Tidak memaksakan agar nasihat diterimaFreepikApakah kamu ingin memberi nasihat dan mengetuk hati orang yang dicintai dengan sebuah nasihat?Ketika kamu hendak memberikan nasihat, maka hendaklah memperhatikan adab-adabnya menurut Islam. Salah satunya adalah tidak memaksakan agar nasihat seorang pemberi nasihat hanya menunjukkan jalan, bukan memerintahkan orang lain untuk orang yang diberi nasihat tidak menerima nasihat tersebut, maka kamu tetap akan tetap mendapatkan pahala dari kelima etika memberi nasihat dalam Islam. Yuk, lakukan dengan bijaksana yang sesuai syariat!Baca jugaHidup Bersosial Ada Aturan, Ini 5 Cara Memilih Teman Menurut Islam5 Kewajiban Istri Terhadap Suami dalam Ajaran Agama IslamJauh dari Berkah! Ini 5 Hiasan Rumah yang Dilarang Menurut Islam
Kataakhlak berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya akhlak. Menurut bahasa, akhlak adalah peragai, tabiat, dan agama. Kata tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti “kejadian”, serta erat hubungannya denga kata khaliq yang berarti “Pencipta” dan makhluq yang berati “yang diciptakan” (Rosihon Anwar
Baik dan mulia .. smoga membantu Akhlak yang baikmonmap kl slh yang bener karimah,atau mahmudah,gmn sih Denganbegitu diharapkan membawa kepribadian anak-anak ke arah yang baik dengan semakin mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah Swt. Peningkatan kualitas akhlak melalui mau’idhah maksudnya adalah pemberian nasehat dan pengingatan akan kebaikan dan kebenaran dengan cara-cara yang baik dan menyentuh. Allah Swt. berfrman:
Ayat alquran tentang perkataan yang baik – Agama islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa menjaga lisan dengan perkataan-perkataan yang baik dan mulia. Setiap mukmin dituntut untuk selalu menjaga dirinya dari segala keburukan, baik dalam bentuk perbuatan maupun perkataan. Termasuk menjaga lisan dari ucapan tidak baik adalah tidak mengeluarkan perkataan yang menyakiti, menghina, mengolok-olok, mencela, berkata kotor, mengumpat, dan segala bentuk dosa lisan lainnya. Rasulullah SAW bersabda, “Seorang mukmin bukanlah pengumpat dan yang suka mengutuk, yang keji dan yang kotor HR. Bukhari. Sebagaimana perintah untuk beretika dalam berperilaku, menjaga etika dalam berucap sangat penting untuk diperhatikan. Karena sesungguhnya ucapan yang keluar dari lisan seseorang merupakan cerminan dari isi hatinya. Hati yang bersih akan senantiasa melahirkan perkataan yang bersih juga. Sebaliknya, hati yang kotor akan selalu melahirkan perkataan yang kotor pula. Benarlah apa yang dikatakan oleh Rasulullah bahwa baik buruknya kondisi hati akan membawa pengaruh bagi seluruh anggota tubuh yang lain, termasuk dalam hal ini adalah lisan. Dengan mengucapkan kata-kata yang baik, seseorang berarti telah bersedekah kepada orang lain dalam bentuk perkataan, yaitu orang lain memperoleh manfaat dari ucapannya itu. Sebagaimana sabda Rasulullah, “Tidak ada sedekah yang paling dicintai oleh Allah selain perkataan yang HR. Baihaqi. Sedangkan orang yang tidak mampu menjaga lisannya dari kata-kata yang buruk, maka keimanannya patut dipertanyakan. Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata yang baik atau HR. Bukhari dan Muslim. Baca juga Kata mutiara islami tentang berkata jujur Kumpulan Dalil Ayat Alquran Tentang Perkataan yang Baik Kebaikan seorang muslim salah satunya tercermin dari lisannya yang senantiasa mengeluarkan perkataan-perkataan baik. Berikut ini beberapa ayat alquran tentang perkataan baik yang sangat penting untuk diketahui bagi setiap muslim, bahwa Allah mendorong hamba-Nya untuk senantiasa menjaga lisannya dengan ucapan yang baik dan bermanfaat. Ayat tentang perkataan yang baik 1 وَإِذْ Ø£ÙŽØÙŽØ°Ù’نَا مِيØÙŽØ§Ù‚ÙŽ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلÙَا اللÙÙŽÙ‡ÙŽ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنÙَاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصÙَلَاةَ وَآتُوا الزÙَكَاةَ ØÙÙ…ÙÙŽ تَوَلÙَيْتُمْ إِلÙَا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ Dan ingatlah ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, tegakkanlah shalat dan tunaikanlah Tetapi kemudian kamu berpaling mengingkari, kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu masih menjadi pembangkang. – Al-Baqarah 83 Ayat tentang perkataan yang baik 2 وَلْيَØÙ’Ø´ÙŽ الÙَذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ ØÙŽÙ„ْفِهِمْ ذُرÙِيÙَةً ضِعَافًا ØÙŽØ§ÙÙÙˆØ§ عَلَيْهِمْ فَلْيَتÙَقُوا اللÙÙŽÙ‡ÙŽ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka merasa khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar. – An-Nisa 9 Ayat tentang perkataan yang baik 3 أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللÙَهُ Ù…ÙŽØÙŽÙ„ًا كَلِمَةً ØÙŽÙŠÙِبَةً كَشَجَرَةٍ ØÙŽÙŠÙِبَةٍ أَصْلُهَا ØÙŽØ§Ø¨ÙØªÙŒ وَفَرْعُهَا فِي السÙَمَاءِ * تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلÙÙŽ حِينٍ بِإِذْنِ رَبÙِهَا وَيَضْرِبُ اللÙَهُ الْأَمْØÙŽØ§Ù„ÙŽ لِلنÙَاسِ لَعَلÙَهُمْ يَتَذَكÙَرُونَ * ÙˆÙŽÙ…ÙŽØÙŽÙ„ُ كَلِمَةٍ ØÙŽØ¨ÙÙŠØÙŽØ©Ù كَشَجَرَةٍ ØÙŽØ¨ÙÙŠØÙŽØ©Ù اجْتُØÙَتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ * يُØÙŽØ¨Ùِتُ اللÙَهُ الÙَذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الØÙَابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدÙُنْيَا وَفِي الْآØÙØ±ÙŽØ©Ù وَيُضِلÙُ اللÙَهُ الظÙَالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللÙَهُ مَا يَشَاءُ Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah telah membuat suatu perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya kuat dan cabangnya menjulang ke langit, 24 pohon itu menghasilkan buahnya pada setiap waktu atas izin Tuhannya. Dan Allah membuat perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat. 25 Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, akar-akarnya telah dicabut dari permukaan bumi, tidak dapat tetap tegak sedikit pun. 26 Allah meneguhkan iman orang-orang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang dzalim. Dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. 27 – Ibrahim 24-27 Ayat tentang perkataan yang baik 4 وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الÙَتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنÙÙŽ الشÙَيْØÙŽØ§Ù†ÙŽ ÙŠÙŽÙ†Ù’Ø²ÙŽØºÙ بَيْنَهُمْ إِنÙÙŽ الشÙَيْØÙŽØ§Ù†ÙŽ ÙƒÙŽØ§Ù†ÙŽ لِلْإِنْسَانِ عَدُوÙًا مُبِينًا Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik benar. Sesungguhnya setan itu selalu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. – Al-Isra 53 Ayat tentang perkataan yang baik 5 ÙˆÙŽØ£ÙŽÙ…Ùَا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُ جَزَاءً الْحُسْنَى وَسَنَقُولُ لَهُ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًا Dan adapun orang yang beriman dan beramal kebaikan, maka baginya pahala terbaik sebagai balasan. Dan akan kami sampaikan dengan mudah perintah Kami kepadanya. – Al-Kahfi 88 Ayat tentang perkataan yang baik 6 اذْهَبْ أَنْتَ ÙˆÙŽØ£ÙŽØÙÙˆÙƒÙŽ Ø¨ÙØ¢ÙŠÙŽØ§ØªÙÙŠ وَلَا تَنِيَا فِي ذِكْرِي * اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنÙَهُ ØÙŽØºÙŽÙ‰ * فَقُولَا لَهُ قَوْلًا Ù„ÙŽÙŠÙِنًا لَعَلÙَهُ يَتَذَكÙَرُ أَوْ ÙŠÙŽØÙ’Ø´ÙŽÙ‰ Pergilah engkau dan juga saudaramu dengan membawa tanda-tanda kekuasaan-Ku, dan janganlah kamu berdua lalai mengingat-Ku; 42 pergilah kamu berdua kepada Fir‘aun, karena sungguh dia benar-benar telah melampaui batas; 43 maka berbicaralah kamu berdua kepadanya Fir‘aun dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. 44 – Thaha 42-44 Ayat tentang perkataan yang baik 7 إِنÙÙŽ اللÙÙŽÙ‡ÙŽ يُدْØÙÙ„ُ الÙَذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصÙَالِحَاتِ جَنÙَاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يُحَلÙَوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ * وَهُدُوا إِلَى الØÙÙŽÙŠÙِبِ مِنَ الْقَوْلِ وَهُدُوا إِلَى صِرَاØÙ الْحَمِيدِ Sesungguhnya Allah akan memasukkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di sana mereka diberi perhiasan gelang-gelang emas dan mutiara, dan pakaian mereka dari sutera. 23 Dan mereka diberi petunjuk kepada ucapan-ucapan yang baik dan diberi petunjuk pula kepada jalan Allah yang terpuji. 24 – Al-Hajj 23-24 Ayat tentang perkataan yang baik 8 وَعِبَادُ الرÙَحْمَنِ الÙَذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا ØÙŽØ§ØÙŽØ¨ÙŽÙ‡ÙÙ…ُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu ialah orang-orang yang berjalan di muka bumi dengan rendah hati, dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka dengan kata-kata yang menyakitkan, mereka mengucapkan “salam,”. – Al-Furqan 63 Ayat tentang perkataan yang baik 9 مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزÙَةَ فَلِلÙَهِ الْعِزÙَةُ جَمِيعًا إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الØÙÙŽÙŠÙِبُ وَالْعَمَلُ الصÙَالِحُ يَرْفَعُهُ وَالÙَذِينَ يَمْكُرُونَ السÙÙŽÙŠÙِئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَكْرُ أُولَئِكَ هُوَ يَبُورُ Barangsiapa menginginkan kemuliaan, maka ketahuilah bahwa kemuliaan itu semuanya hanya milik Allah. Kepada-Nyalah akan naik perkataan-perkataan yang baik, dan Dia akan mengangkat amal kebajikan. Adapun orang-orang yang merencanakan kejahatan, mereka akan memperoleh azab yang sangat keras, dan rencana jahat mereka akan hancur. – Fathir 10 Ayat tentang perkataan yang baik 10 وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمÙَنْ دَعَا إِلَى اللÙَهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنÙَنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ * وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السÙÙŽÙŠÙِئَةُ ادْفَعْ بِالÙَتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الÙَذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ ÙƒÙŽØ£ÙŽÙ†Ùَهُ وَلِيÙÙŒ حَمِيمٌ * وَمَا يُلَقÙَاهَا إِلÙَا الÙَذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقÙَاهَا إِلÙَا ذُو حَظÙٍ عَظِيمٍ * وَإِمÙَا يَنْزَغَنÙÙŽÙƒÙŽ مِنَ الشÙَيْØÙŽØ§Ù†Ù نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللÙَهِ إِنÙَهُ هُوَ السÙَمِيعُ الْعَلِيمُ Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan amal kebajikan dan berkata, “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang muslim yang berserah diri” 33 Dan tidaklah sama antara kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan menjadi seperti teman setia. 34 Dan sifat-sifat yang baik itu tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang bersabar dan tidak pula dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. 35 Dan jika setan mengganggumu dengan suatu godaan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sungguh, Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 36 – Fusshilat 33-36 Ayat tentang perkataan yang baik 11 ØÙŽØ§Ø¹ÙŽØ©ÙŒ وَقَوْلٌ مَعْرُوفٌ فَإِذَا عَزَمَ الْأَمْرُ فَلَوْ صَدَقُوا اللÙÙŽÙ‡ÙŽ لَكَانَ ØÙŽÙŠÙ’رًا لَهُمْ Yang lebih baik bagi mereka adalah ketaatan kepada Allah dan bertutur kata yang baik. Sebab apabila perintah perang ditetapkan mereka tidak menyukainya. Padahal jika mereka benar-benar beriman kepada Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka. – Muhammad 21 Perkataan atau ucapan yang baik merefleksikan kebaikan iman seseorang. Semoga beberapa ayat alquran tentang perkataan baik di atas bisa menjadi nasehat diri untuk selalu menjaga lisan dari perkataan buruk dan tidak bermanfaat.
6Cara Menjadi Pemuda yang Positif Menurut Islam. √ Islamic Base. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang masuk ke dalam kelas kata nomina (kata benda), pemuda memiliki 5 arti yaitu orang yang masih muda, orang muda (pemuda harapan bangsa), orang muda laki-laki, remaja, dan teruna (para pemuda akan menjadi harapan bangsa). Kemudian Ucapan selamat ulang tahun Islami. Foto Istock Jakarta - Ingin memberikan ucapan selamat ulang tahun pada keluarga atau teman? Berikut deretan ucapan yang Islami seperti barakallah fii ucapan selamat ulang tahun dalam Islam seperti dikutip dari hukumnya mubah atau boleh dilakukan. Mubah maknanya, jika dikerjakan tak mendapatkan pahala juga tak berdosa. Jika pun ditinggalkan tidak berdosa dan tidak berpahala. Agar ucapan yang kamu sampaikan tak sekadar ucapan tapi juga disertai doa sehingga bermanfaat untuk kebaikan, inspirasi ucapan selamat ulang tahun yang bermakna bisa menjadi pilihan. Salah satunya adalah ucapan barakallah fii umrik. Arti dari ucapan itu adalah semoga keberkahan selalu Allah limpahkan atas inspirasi lainnya, berikut ucapan selamat ulang tahun Islami, termasuk dengan kalimat barakallah fii umrikUcapan selamat ulang tahun Islami Foto Dok. Canva1. Barakallah fii umrik! Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat di sepanjang fase kehidupan kamu ke depannya, termasuk kesehatan dan umur yang Barakallah fii umrik ukhti saudara perempuan. Semoga selalu diberi kesehatan, selalu diberi umur yang berkah, dan sukses selalu, Happy milad. Semoga Allah SWT selalu memberimu kesehatan, kebahagiaan dan kemurahan rezeki, Selamat ulang tahun! Semoga Allah SWT menerima semua keinginan dan doa sepenuh hatimu hari Barakallah fii umrik, semoga di umurmu sekarang ini kamu diberkahi oleh Allah SWT. Milad selamat ulang tahun Islami untuk pacar, suami atau istri1. Barakallahu fii umrik suamiku! Semoga di tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang, kamu selalu sehat dan bahagia. Selamat ulang Miladuki sa'idy istriku. Semoga Allah selalu melimpahkan keberkahan di sisa umur yang diberikan-Nya, semoga dapat menjadi wanita yang dirindukan oleh surga dan menjadi istri serta ibu yang dilimpahkan kebahagiaan selalu. Barakallah fii umrik ya, suami, ayah dari anak-anakku. Semoga engkau selalu dalam Barakallahu fii umrik. Semoga Allah SWT selalu memberikan kemudahan dalam segala urusan dunia maupun urusan akhirat5. Happy milad sayang, semoga barokah sepanjang hayat, makin belajar, makin bermanfaat untuk orang selamat ulang tahun Islami untuk anak1. Barakallahu fii umrik sumber kebahagiaan kami sekeluarga. Semoga kamu tumbuh menjadi anak yang cerdas dan berbakti kepada orang Barakallahu fii umrik! Selamat ulang tahun anakku. Ayah dan ibu berdoa semoga kamu tumbuh menjadi anak yang sukses dan bahagia. Barakallah fii umrik buah hati Mama, kehadiranmu di dunia sudah menghiasi hidup kami selama beberapa tahun terakhir ini sampai nanti selamanya. Selamat ulang tahun, Hari ini adalah hari istimewa dalam hidupmu. Mama berharap agar kamu lebih rajin belajar dan bertanggung jawab dengan apa yang kamu perbuat nantinya. Mama mendoakan agar semua yang terbaik datang kepadamu sayang. Barakallah fii Selamat ulang tahun putri ayah/bunda, semoga dengan bertambah usiamu semakin cantik, semakin dewasa, semakin taat kepada Allah SWT selamat ulang tahun Islami, barakallah fii umrik. Foto Dok. CanvaUcapan ulang tahun Islami untuk sahabat1. Barakalah fii umrik, semoga Allah memenuhi hidupmu dengan saat-saat bahagia tanpa akhir, kejutan indah yang tak terhitung jumlahnya, dan kesuksesan tanpa batas! Selamat ulang tahun."2. Happy Milad sahabatku. Semoga kamu bisa menjadi pribadi yang lebih bertaqwa lagi, dan semoga engkau selalu diberikan rezeki yang berlimpah serta keselamatan di dunia dan akhirat Selamat ulang tahun temanku, yang selalu ada untukku kapanpun. Terima kasih untuk semuanya. Semoga kita bisa selalu saling mendoakan dan mendukung dalam kebaikan, Sahabatku, aku berdoa kepada Allah untuk kemajuan kamu, agar kamu mendapatkan kesuksesan dan menjadi orang yang hebat. Hari ini adalah hari yang spesial dalam hidupmu, aku berdoa untukmu agar kamu bisa menjadikannya luar biasa. Selamat Ulang Tahun Barakallah fii umrik, Allah SWT benar-benar luar biasa telah mengirim teman yang luar biasa sepertimu kepada kami semua. Saya berdoa semoga hari istimewa ini diisi dengan momen-momen indah dan membahagiakan. Simak Video "Young K DAY6 Bakal Manggung di 'Saranghaeyo Indonesia 2023'" [GambasVideo 20detik] eny/eny Sambutanlucu kepada seorang kawan dalam prosa. Ucapan yang baik akan memberikan semangat buat bakal pengantin melangkah ke alam rumah tangga. Teman berkat kehadiranmu hari-hariku jadi lebih istimewa. Jika kematian membawa kesedihan yang dalam dan sebaliknya kelahiran menciptakan. Buku Kenali Dirimu, Temukan Tujuan Hidupmu dari Allah, untuk Allah, hanya Allah, oleh Royhan Firdausy Sumber Dokumen PribadiMenjaga hubungan persaudaraan adalah kewajiban setiap manusia tanpa terkecuali. Memercikkan api perselisihan sama halnya dengan mengundang adanya permusuhan, peperangan, dan perpecahan. Islam adalah agama perdamaian dan penebar kasih sayang untuk alam semesta. Maka setiap muslim harus memancarkan cahaya kebaikan dan membumikan nilai-nilai Islam dengan perangai yang baik serta sikap yang bijak dan santun. Itulah sebabnya, syariat dan akhlak Islam ditegakkan untuk seluruh masyarakat sebagai pelajaran dan untuk memelihara kerukunan tidak cukup hanya dengan teori, dakwah, atau diskusi. Kerukunan akan menjadi mantap jika kita memulai dari diri kita sendiri dengan mencerminkan akhlak yang baik kepada orang lain. Sebab, akhlak yang baik bisa jadi kita akan menginspirasi kepada orang lain. Kita sejatinya adalah cermin. Orang sering kali tidak akan melihat apa yang kita bicarakan tetapi apa yang kita kerjakan. Dengan begitu, maka berakhlaklah yang baik sebagai upaya menjaga persaudaraan harus akhlak? Karena, akhlak ialah yang mampu menjaga ikatan persaudaraan kita tetap harmonis. Akhlak merupakan refleksi jiwa dalam memancarkan nilai-nilai kebaikan, cinta dan kasih sayang. Pada puncaknya kita dapat merasakan kebahagiaan. Sayyidina Ali mengibaratkan akhlak baik air yang dapat menumbuhkan pepohonan. Manusia juga sangat memerlukan akhlak untuk menumbuhkan keharmonisan sosial. Tumbuh dan hancurnya suatu bangsa tergantung bagaimana akhlak warganya. Sebagaimana ungkapan penyair Mesir Ahmad Syauki yang dikutip M. Quraish shihab, “Eksistensi masyarakat ditentukan oleh tegaknya moral; bila moral runtuh, kepunahan mereka tiba.”Dalam sebuah hadist, Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya kejahatan dan perbuatan jahat bukanlah bagian dari ajaran Islam. Dan, sungguh baiknya keislaman seseorang adalah ia yang paling baik akhlaknya.”Kualitas Islam tidak hanya ditentukan oleh ibadah yang telah menjadi kewajiban kita seperti shalat atau budi pekerti kita sehari-hari. Artinya, siapa yang baik akhlaknya kepada siapa pun yang di hadapannya maka akan bertambah baik kualitas Islamnya. Terlebih lagi apabila ibadah kepada Allah dilakukan dengan sempurna, kemudian ditopang dengan amal saleh kepada manusia. Maka jadi sempurna iman dan Saw juga bersabda, “Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan, bagaikan air yang menghancurkan tanah yang keras. Dan akhlak yang jahat dapat merusak amal, seperti cuka merusak manisnya madu.”Demikian halnya dengan keutuhan persaudaraan kita. Tanpa akhlak maka hubungan kita akan retak bahkan sampai hancur. Jika kita benar-benar ingin menegakkan Islam dengan menjaga persaudaraan, maka milikilah akhlak yang baik dan praktikkanlah dalam interaksi Saw. bersabda, “Sungguh engkau tidak akan dapat memberikan kelapangan orang dengan hartamu, tetapi kamu dapat memberikan kelapangan kepada mereka dengan muka yang berseri-seri dan budi pekerti yang baik.”Inilah pentingnya akhlak. Kita dapat selalu memberikan kedamaian kepada orang lain yang tidak punya harta kekayaan. Sebab, harta akan menyentuh jasmani seseorang, sedangkan akhlak akan langsung mengarah kepada ruhani mereka. Apalagi bila kita dapat bederma dengan harta kita yang dibarengi dengan akhlak yang mulia, itu akan jauh lebih Jalaluddin as-Suyuthi, seperti dikutip Saleh Muhammad Basalamah, mengatakan, “Tanda-tanda akhlak yang baik ialah bila orang mukmin banyak memiliki rasa malu, sedikit tidak suka mengganggu orang lain, banyak berbuat baik, suka berkata benar, sedikit bicara banyak beramal, sedikit menganggur, sedikit bicara yang tidak perlu, suka berbuat baik dan bersilaturahmi, berwibawa dan penyabar, rela dengan apa yang diterimanya dan banyak bersyukur, bijaksana dan bersikap lembut, serta memelihara diri dan penyayang. Ia tidak suka melaknat dan memaki, tidak suka melakukan naminah adu lomba, dan juga tidak pemarah. Selain itu, ia juga tidak suka berburu-buru dan menyimpan rasa dendam, tidak pula kikir dan dengki. Ia mencintai seseorang karena Allah, membenci karena Allah, dan marah juga karena Allah.”Muhammad al-Ghazali berkata, “Setiap muslim wajib memiliki perilaku jujur, baik antara sesama muslim dengan muslim maupun antara muslim dengan nonmuslim. Demikian juga berbuat toleransi, menepati janji, sportif, kerja sama, pemurah dan sebagainya.”Perilaku mulia ini harus kita jadikan kebiasaan sehingga pada akhirnya tidak akan keluar dari diri kita kecuali kebiasaan baik dalam kehidupan sosial dengan akhlak yang baik sama halnya dengan menghargai keberadaan mereka, serta menghormati dan memuliakan mereka. Mengapa kita mesti melakukan hal tersebut? Bukanlah manusia sering berbuat dosa dan kehinaan? Ya, benar, manusia gemar dengan kesenangan yang membutakan. Namun, mereka tidak punya harga diri yang harus kita hargai dan hormati. Kita bukan menghormati keburukannya, melainkan satu titik kebaikan yang ada di dalamnya yang belum tampak karena tertabiri oleh kebiasaan kitab Mukhtashar Ihyâ' 'Ulûm ad-Dîn', Imam asy-Syafi’i berkata, “Tidak ada seorang muslim pun yang menaati Allah tanpa pernah mendurhakai-Nya dan tidak ada seorang pun yang mendurhakai Allah tanpa pernah menaatinya.” Hal ini menunjukkan bahwa kita semua memiliki satu titik baik dan buruk. Keduanya saling bertarung untuk mendapatkan posisi terdepan dan berpengaruh. Jika kita sering menggunakan akal maka kebaikanlah yang menang. Namun, jika nafsu yang menguasai kita maka keburukanlah yang hal lagi yang perlu kita ingat, mengapa kita mesti berakhlak kepada saudara-saudara kita? Karena, mereka semua adalah ciptaan Allah yang penuh kemuliaan. Tidak ada yang keluar dari Allah selain kebaikan, termasuk manusia. Manusia adalah salah satu bentuk ciptaan yang baik dan sempurna. Tidak menghargainya sama dengan tidak menghargai Islam Imam al-Ghazali berkata, “Orang yang diridai Allah adalah orang yang berakhlak dengan akhlak-akhlak-Nya, yaitu menutup aib, memaafkan kesalahan, dan menyembunyikan rahasia saudaranya. Adapun keimanan seseorang tidak sempurna sampai dia menyukai sesuatu yang disukai untuk saudaranya.” Ada yang mengatakan, Hati orang merdeka adalah maqam bagi segala rahasia.’ Ada juga yang mengatakan, Hati orang bodoh ada di dalam mulutnya dan lidah orang berakal ada di dalam hatinya.’’’Di antara anggota badan kita yang paling berpengaruh terhadap baik dan buruknya akhlak kita yaitu lisan. Dengan kemampuan berbicara, berinteraksi, berdebat, bertransaksi, bernegoisasi, dan sebagainya, lisan dapat menjadikan seseorang memiliki derajat yang tinggi di hadapan manusia lainnya. Sebab, lisan adalah perantara pertama untuk meluapkan isi pikiran dan hati yang tujuannya adalah pikiran dan hati juga. Sehingga, jika seseorang mampu memaksimalkan lisannya dalam berintraksi maka hati seseorang akan juga ibarat pedang bermata dua. Selain besar sisi positifnya juga tajam sisi negatifnya, tergantung bagaimana menggunkannya. Tidak sedikit orang yang celaka karena mulutnya sendiri, tak dihargai karena tak mampu menjaganya, dan bahkan bisa celaka dunia dan akhirat lantaran salah mengarahkannya. Maka wajar bila kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Orang muslim sejati adalah seorang muslim yang dapat membuat kaum muslim yang dapat membuat kaum muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”Bahkan perkara yang berkaitan dengan lisan juga berhubungan erat dengan kesempurnaan iman kita. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw., “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”Hadist tersebut menawarkan dua pilhan yaitu; jika kita sudah memikirkan dengan cermat dan yakin bahwa kita bicarakan adalah perkataan yang baik maka katakanlah. Namun, ketika kita meyakini bahwa perkataan itu menimbulkan keburukan maka diamlah. Perlu diketahui, setiap ada aksi pasti ada reaksi. Apa yang keluar dari mulut kita akan kembali kepada kita. Untuk itu, berpikirlah sebelum berututur bahwa kita semua adalah bersaudara dan diibaratkan dengan satu tubuh akan membuat kita merasakan bahwa kita sejatinya satu meskipun secara fisik berbeda. Jika mereka merasakan sakit maka semestinya kita juga akan merasakan sakit. Pada saat kita menghina dan mencela mereka, itu sama halnya dengan menghina dan mencela kita. Kita menginginkan kebaikan, mereka juga menginginkan hal yang sama. Oleh karena itu, mari kita sama-sama saling menjaga, baik dalam bertutur kata maupun bertingkah al-Ghazali berkata, “Ucapan-ucapan yang baik dapat menyuburkan kasih sayang, mengeratkan persahabatan, dan mencegah tipu daya setan yang berusaha merapuhkan tali hubungan dan menimbulkan persengketaan. Oleh karena itu, dalam pergaulan sehari-hari hendaknya kita membiasakan diri dengan tutur kata yang baik, karena ucapan yang baik dapat menghasilkan kebajikan.”Allah Swt. memerintahkan kita untuk mengucapkan perkataan yang baik dan benarوَقُلْ لِعِبَادِىْ يَقُوْلُواْ الَّتِى هِيَ أَحْسَنُ ج إِنَّ الشَّيْطَٰنَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ج إِنَّ الشَّيْطَٰنَ كَانَ لِلْإِنْسَٰنِ عَدُوًّا مُبِيْنًا“Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik benar. Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.’’’ QS al-Isra [17] 53Allah Swt. memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bertutur kata yang baik dan benar. Sebab, jika itu tidak dilakukan maka setan akan mendatangkan kekacauan yang dapat meimbulkan kejahatan, perselisihan, dan yang baik meliputi bentuk kalimat dan cara penyampaiannya. Sedangkan perkataan yang benar sesuai dengan keadaannya, misalnya jujur, tidak mengadu domba, memfitnah, atau melontarkan kalimat-kalimat yang tidak tepat dan dapat menimbulkan permasalahan. Tuntunan akhlak untuk berkata dengan baik dan benar tentu saja harus sungguh-sungguh dibiasakan, agar kesempatan setan untuk menjerumuskan kita pada permusuhan semakin Penyair Mesir Ahmad Syauki yang dikutip M. Quraish shihab, “Eksistensi masyarakat ditentukan oleh tegaknya moral; bila moral runtuh, kepunahan mereka tiba.”2. Rasulullah Saw. bersabda, “Sesungguhnya kejahatan dan perbuatan jahat bukanlah bagian dari ajaran Islam. Dan, sungguh baiknya keislaman seseorang adalah ia yang paling baik akhlaknya.”3. Rasulullah Saw juga bersabda, “Akhlak yang baik dapat menghapus kesalahan, bagaikan air yang menghancurkan tanah yang keras. Dan akhlak yang jahat dapat merusak amal, seperti cuka merusak manisnya madu.”4. Rasulullah Saw. bersabda, “Sungguh engkau tidak akan dapat meberikan kelapangan orang dengan hartamu, tetapi kamu dapat memberikan kelapangan kepada mereka dengan muka yang berseri-seri dan budi pekerti yang baik.”5. Imam Jalaluddin as-Suyuthi, seperti dikutip Saleh Muhammad Basalamah, mengatakan, “Tanda-tanda akhlak yang baik ialah bila orang mukmin banyak memiliki rasa malu, sedikit tidak suka mengganggu orang lain, banyak berbuat baik, suka berkata benar, sedikit bicara banyak beramal, sedikit menganggur, sedikit bicara yang tiodak perlu, suka berbuat baik dan bersilaturahmi, berwibawa dan penyabar, rela dengan apa yang diterimanya dan banyak bersyukur, bijaksana dan bersikap lembut, serta memelihara diri dan penyayang. Ia tidak suka melaknat dan memaki, tidak suka melakukan naminah adu lomba, dan juga tidak pemarah. Selain itu, ia juga tidak suka berburu-buru dan menyimpan rasa dendam, tidak pula kikir dan dengki. Ia mencintai seseorang karena Allah, membenci karena Allah, dan marah juga karena Allah.”6. Muhammad al-Ghazali berkata, “Setiap muslim wajib memiliki perilaku jujur, baik antara sesama muslim dengan muslim maupun antara muslim dengan nonmuslim. Demikian juga berbuat toleransi, menepati janji, sportif, kerja sama, pemurah dan sebagainya.”7. Mukhtashar Ihyâ' 'Ulûm ad-Dîn', Imam asy-Syafi’i berkata, “Tidak ada seorang muslim pun yang menaati Allah tanpa pernah mendurhakai-Nya dan tidak ada seorang pun yang mendurhakai Allah tanpa pernah menaatinya.”8. Hujjatul Islam Imam al-Ghazali berkata, “Orang yang diridai Allah adalah orang yang berakhlak dengan akhlak-akhlak-Nya, yaitu menutup aib, memaafkan kesalahan, dan menyembunyikan rahasia saudaranya. Adapun keimanan seseorang tidak sempurna sampai dia menyukai sesuatu yang disukai untuk saudaranya.”9. Muhammad al-Ghazali berkata, “Ucapan-ucapan yang baim dapat menyuburkan kasih sayang, mengeratkan persahabatan, dan mencegah tipu daya setan yang berusaha merapuhkan tali hubungan dan menimbulkan persengketaan. Oleh karena itu, dalam pergaulan sehari-hari hendaknya kita membiasakan diri dengan tutur kata yang baik, karena ucapan yang baik dapat menghasilkan kebajikan.”1. Al-Fauzan, Shalih bin Fauzan, Kitab Tauhid, Solo Ummul Qura, 20122. Al-Ghazali, Muhammad, Akhlaq Seorang Muslim, Jakarta Sinar Grafika, Bakhtiar, Laleh, Meneladani Akhlak Allah Melalui al-Asma’ al-Husna, terj. Femmy Syahrani, Bandung Mizan, Chodjim, Achmad, Membangun Surga, Jakarta Serambi, 20145. Departemen Agama RI, al-Quran dan Tafsirnya, Jakarta Depag RI, Firdausy, Royhan, Bergegaslah Manfaatkan Waktumu Raih Kebekahannya, Solo Tinta Medina, Lang, Jeffrey, Bahkan Malaikat Pun Bertanya Memantapkan Iman dengan Berpikir Kritis, terj. Abdullah Ali, Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta, Tholkhah, Iman, Manusia, Agama dan Perdamaian, Jakarta al-Ghazali Center, 2008.

Husnuzankepada sesama~Akidah Akhlak. 1. ASSALAMUALAIKUM WR.WB. 2. HUSNUZAN KEPADA SESAMA Tahanlah diri ketika kau berprasangka buruk pada orang lain. Mohonlah ampunan ketika kau tidak sengaja menggunjing orang lain. Ucapkan istigfar sebanyak mungkin disaat kau su’udzan pada orang lain secara sengaja maupun tidak sengaja. 3.

Kultum merupakan kegiatan atau sarana untuk menyampaikan pesan atau nasihat-nasihat mengenai agama Islam. Biasanya, kultum cukup disampaikan secara singkat tapi sarat karena durasinya yang singkat, kultum juga acap kali disampaikan dalam berbagai kesempatan. Berikut ini sederet contoh kultum singkat tentang akhlak yang penuh makna dan menyentuh dari berbagai Contoh kultum singkat tentang belajar akhlak dari Rasulullah SAWilustrasi berdoa kepada Allah SWT ShuraevaAssalamualaikum warahmatullahi segala puji bagi Allah SWT yang sudah memberikan limpahan rezeki. Termasuk rezeki umur sehingga kita bisa berkumpul pada hari yang berbahagia lupa selawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Teladan terbaik yang wajib dicontoh oleh umat kesempatan yang berbahagia ini, izinkan saya untuk menyampaikan kultum singkat tentang akhlak yang semoga bisa bermanfaat bagi kita sudut pandang bahasa, akhlak mempunyai arti sebagai kelakukan atau budi pekerti di dalam sudut pandang Agama Islam, akhlak yang baik adalah menaati seluruh perintah Allah SWT dan menjauhi hanya soal ibadah, tetapi perintah Allah itu meliputi melakukan kebaikan di sekitar menaati perintah Allah SWT, kita sebagia manusia pasti akan mempunyai akhlak yang dari mana kita bisa mencontoh akhlak yang baik itu?Tak perlu jauh pusing mencari karena pada hakikatnya, Allah SWT mengutus rasul ke dunia untuk menyempurnakan akhlak hadis yang cukup populer “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” HR. Ahmad, Bukhari. Maka dari itu, untuk menyempurnakan akhlak marilah kita mencontoh rasul dengan cara mempelajari perjalanannya selama ia hidup dan menghayati sampai kita berpikir dengan menaati dan mencontoh rasul, hidup akan serba sebaliknya, dalam diri rasul ada akhlak paripurna yang patut kita tiru untuk menebar kebaikan bagi sekeliling mulai sekarang kita mulai belajar lagi kehidupan rasul dan menghayati sempurnanya akhlak itulah kultum singkat yang bisa saya di dalamnya terdapat kasih,Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Baca Juga 3 Kultum Singkat tentang Adab Bercanda dalam Islam 2. Contoh kultum singkat tentang akhlak kepada guru ilustrasi guru mengajar SalmaAssalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahi rabbil 'alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sehingga kita dapat kembali merasakan bulan suci dan salam tak lupa juga kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya. Semoga Allah meridhai kita untuk mendapatkan hikmah dan manfaat pada kesempatan dengan acara pesantren kilat ini, saya akan menyampaikan kultum singkat tentang akhlak baik kepada guru. Semoga tema ini dapat memberi manfaat kepada adik-adik siswa yang hadir pada acara pesantren kilat adalah orang tua kita di sekolah. Guru di sekolah mengajarkan kita berbagai macam ilmu supaya kita menjadi orang-orang yang berpengetahuan dan berwawasan kadang kita sering berbuat tidak sopan pada guru, tidak menaati perintahnya, dan bahkan melanggar semua peraturan yang dibuat guru dan karena itu, mulai sekarang, jika ada yang punya kesalahan dengan guru di sekolah segaralah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi guru seperti menghormati orang tua kita. Maka dari itu, siswa sekalian, hormati para guru di sekolah dan selalu patuhi dan taati kata-kata kultum tentang akhlak baik kepada guru ini saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam menyampaikan materi warrahmatullahi Contoh kultum singkat tentang sifat tawadlu sebagai akhlak yang terpujiilustrasi rendah hati Warrahmatullahi kita semua meningkatkan takwa kepada Allah SWT dengan sebenarnya takwa hingga embusan napas terakhir dengan harapan semoga kita menjadi umat yang selamat baik di dunia maupun di akhirat rahimakumullah, sifat tawadlu' atau rendah hati merupakan akhlak yang terpuji. Dalam pandangan Islam, sifat tawadlu' memiliki peranan yang sangat penting bagi kemaslahatan hidup manusia dan alam Allah SWT telah memerintahkan Nabi-Nya di dalam Alquran yang artinya"Rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu dari golongan orang-orang mukmin." QS. As- Syu'aro 215Dalam ayat tersebut terkandung pesan moral yang harus diamalkan oleh orang yang beriman yaitu sopan santun dan berakhlak mulia dalam bergaul sesama manusia terutama sesama orang mukmin. Ayat tersebut juga memerintahkan agar kita selalu bersikap rendah sifat rendah hati atau tawadlu', derajat manusia akan mulia baik di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba dalam menggapai sifat tawadlu'.Dalam hal ini, Rasulullah selalu memberikan motivasi kepada seluruh umatnya agar mengutamakan sifat tawadlu'.Orang yang bersifat tawadlu' adalah orang yang merasa bahwa dirinya tidak lebih baik daripada orang lain dan tidak melihat bahwa orang lain lebih buruk seseorang mengatakan bahwa ia merupakan orang yang tawadlu' tapi masih merasa bahwa ia lebih baik daripada orang lain, maka sebenarnya ia bukanlah orang yang tawadlu', melainkan ia adalah orang yang karena itu, marilah kita menjaga hati supaya tidak merasa lebih baik dari orang lain meskipun orang lain secara umur lebih muda dari kita atau kultum yang bisa saya sampaikan hari ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam menyampaikan kultum. Wassalamualaikum Warrahmatullahi itulah dia sederet contoh kultum singkat tentang akhlak yang menyentuh dan sarat akan makna. Cocok untuk disampaikan di bulan Ramadan, lho! Baca Juga 5 Contoh Kultum Singkat Islami dengan Berbagai Tema
Lebihlanjut, syaikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin menekankan pentingnya masalah ini dalam ucapan beliau: “Anak-anak pada masa awal pertumbuhan mereka, yang selalu bersama mereka adalah seorang ibu, maka jika sang ibu memiliki akhlak dan perhatian yang baik (kepada mereka), (tentu) mereka akan tumbuh dan berkembang (dengan) baik
Dari An Nawas bin Sam’an radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabdaالبر حسن الخلق“Kebajikan itu keluhuran akhlaq”[1]Hadits ini memiliki beberapa kandungan sebagai berikutHadits ini menunjukkan urgensi akhlak dalam agama ini, karena nabi shallallahu alaihi wa sallam memberitakan bahwa seluruh kebajikan terdapat dalam keluhuran akhlak. Dengan demikian, seorang yang baik adalah seorang yang luhur Ibnu Rajab al Hambali rahimahullah menjelaskan makna kata al birr kebajikan yang terdapat dalam hadits di atas. Beliau berkata,من معنى البر أن يراد به فعل جميع الطاعات الظاهرة والباطنة كقوله تعالى ولكن البر من آمن بالله واليوم الآخر والملائكة والكتاب والنبيين وآتى المال على حبه ذوي القربى واليتامى والمساكين وابن السبيل والسائلين وفي الرقاب وأقام الصلاة وآتى الزكاة والموفون بعهدهم إذا عاهدوا والصابرين في البأساء والضراء وحين البأس أولئك الذين صدقوا وأولئك هم المتقون[Diantara makna al birr adalah mengerjakan seluruh ketaatan, baik secara lahir maupun batin. Makna seperti ini tertuang dalam firman Allah ta’ala,لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ ١٧٧“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta; dan memerdekakan hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. MerekaiItulah orang-orang yang benar imannya; dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” Al Baqarah 177.][2]Dari penjelasan Ibnu Rajab dan teks ayat dalam surat Al Baqarah tersebut, kita dapat memahami dengan jelas bahwa yang dinamakan kebajikan al birr turut mencakup keimanan yang benar terhadap Allah, mengerjakan perintah-Nya dan tentunya meninggalkan larangan-Nya, serta berbuat kebajikan terhadap sesama makhluk juga bisa menyatakan, – berdasarkan hadits An Nawwas radhiallahu anhu di atas-, bahwa seorang yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang benar, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan berbuat kebajikan terhadap sesama adalah seorang yang berakhlak luhur, karena nabi shallallahu alaihi wa sallam mendefinisikan al birr dengan keluhuran akhlak, dan pada ayat 177 surat Al Baqarah di atas Allah menjabarkan berbagai macam bentuk al kata lain, seorang yang berakhlak luhur adalah seorang yang mampu berakhlak baik terhadap Allah ta’ala dan sesamanya. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,حُسْن الْخُلُق قِسْمَانِ أَحَدهمَا مَعَ اللَّه عَزَّ وَجَلَّ ، وَهُوَ أَنْ يَعْلَم أَنَّ كُلّ مَا يَكُون مِنْك يُوجِب عُذْرًا ، وَكُلّ مَا يَأْتِي مِنْ اللَّه يُوجِب شُكْرًا ، فَلَا تَزَال شَاكِرًا لَهُ مُعْتَذِرًا إِلَيْهِ سَائِرًا إِلَيْهِ بَيْن مُطَالَعَة وَشُهُود عَيْب نَفْسك وَأَعْمَالك .وَالْقِسْم الثَّانِي حُسْن الْخُلُق مَعَ النَّاس .وَجَمَاعَة أَمْرَانِ بَذْل الْمَعْرُوف قَوْلًا وَفِعْلًا ، وَكَفّ الْأَذَى قَوْلًا وَفِعْلًا[Keluhuran akhlak itu terbagi dua. Pertama, akhlak yang baik kepada Allah, yaitu meyakini bahwa segala amalan yang anda kerjakan mesti mengandung kekurangan/ketidaksempurnaan sehingga membutuhkan udzur dari-Nya dan segala sesuatu yang berasal dari-Nya harus disyukuri. Dengan demikian, anda senantiasa bersyukur kepada-Nya dan meminta maaf kepada-Nya serta berjalan kepada-Nya sembari memperhatikan dan mengakui kekurangan diri dan amalan anda. Kedua, akhlak yang baik terhadap sesama. kuncinya terdapat dalam dua perkara, yaitu berbuat baik dan tidak mengganggu sesama dalam bentuk perkataan dan perbuatan].[3]Terdapat persepsi yang berkembang di masyarakat bahwa makna keluhuran akhlak akhlakul karimah terbatas pada interaksi sosial yang baik dengan sesama. Hal ini kurang tepat, karena menyempitkan makna akhlakul karimah, silahkan anda lihat kembali penjelasan di terkadang terdapat selentingan perkataan yang terkadang terucap dari seorang muslim, yang menurut kami cukup fatal, seperti perkataan, “Si fulan yang non muslim itu lebih baik daripada fulan yang muslim” atau ucapan semisal. Ucapan ini terlontar tatkala melihat kekurangan akhlak pada saudaranya sesama muslim, kemudian dia membandingkan saudaranya tersebut dengan seorang kafir yang memiliki interaksi sosial yang baik dengan itu cukup fatal karena seorang muslim yang bertauhid kepada Allah, betapa pun buruk akhlaknya, betapapun besar dosa yang diperbuat, tetaplah lebih baik daripada seorang kafir, yang berbuat syirik kepada Allah ta’ala. Hal ini mengingat dosa syirik menduduki peringkat teratas dalam daftar yang memiliki interaksi sosial yang baik terhadap sesama, namun dia tidak menyembah Allah atau tidak menauhidkannya dalam segala bentuk peribadatan yang dilakukannya, maka dia masih dikategorikan sebagai seorang yang berahlak demikian? Hal itu dikarenakan dia tidak merealisasikan pondasi keluhuran akhlak, yaitu berakhlak yang baik kepada sang Khalik yang telah mencurahkan berbagai nikmat kepada dirinya dan seluruh makhluk. Dan bentuk akhlak yang baik kepada Allah adalah dengan menauhidkan-Nya dalam segala peribadatan, karena tauhid merupakan hak Allah kepada setiap hamba-Nya sebagaimana dinyatakan dalam hadits Mu’adz bin Jabal radhiallahu anhu.[4]Hal ini pun dipertegas dalam hadits Aisyah radhiallahu anhu. Beliau bertanya kepada rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, [Wahai rasulullah! Ibnu Jud’an, dahulu di zaman jahiliyah, adalah seorang yang senantiasa menyambung tali silaturahim dan memberi makan orang miskin, apakah itu semua bermanfaat baginya kelak di akhirat? Nabi shallallahu alaihi wa sallam menjawab,لاَ يَنْفَعُهُ إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا رَبِّ اغْفِرْ لِى خَطِيئَتِى يَوْمَ الدِّينِ“Hal itu tidak bermanfaat baginya karena dia tidak pernah sedikit pun mengucapkan, “Wahai Rabb-ku, ampunilah dosa-dosaku di hari kiamat kelak.”][5]Ibnu Jud’an adalah seorang yang memiliki akhlak yang baik kepada sesama manusia, meskipun demikian, keluhuran akhlaknya kepada manusia tidak mampu menyelamatkannya dikarenakan dia tidak menegakkan pondasi akhlak, yaitu akhlak yang baik kepada Allah dengan beriman dan bertauhid disebutkan di atas bahwa bentuk akhlak yang baik kepada Allah adalah dengan menauhidkan-Nya. Berdasarkan hal ini kita bisa menyatakan bahwa seorang yang mempersekutukan Allah dalam peribadatannya berbuat syirik adalah seorang yang berakhlak buruk, meski dia dikenal sebagai pribadi yang baik kepada pula, kita bisa menyatakan dengan lebih jelas lagi bahwa seorang yang dikenal akan kebaikannya kepada sesama manusia, jika dia berbuat syirik seperti memakai jimat[6], mendatangi dukun[7], menyembelih untuk selain Allah[8], mendatangi kuburan para wali untuk meminta kepada mereka[9], maka dia adalah seorang yang berakhlak dari penjelasan di atas, kita bisa memahami perkataan Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah rahimahullah berikut,الذنوب مع صحة التوحيد خير من فساد التوحيد مع عدم هذه الذنوب[“Berbagai dosa yang terdapat pada diri seorang, namun masih dibarengi dengan tauhid yang benar itu masih lebih baik daripada tauhid yang rusak meskipun tidak dibarengi dengan berbagai dosa.”][10]Jangan dipahami bahwa beliau mengenyampingkan atau menganggap ringan perbuatan dosa dengan perkataan tersebut. Namun, beliau menerangkan bahwa perbaikan tauhid dengan menjauhi kesyirikan merupakan proritas pertama yang harus diperhatikan oleh kita sebelum menjauhi berbagai bentuk dosa lain yang tingkatannya berada di bawah dosa lain dari penyempitan makna akhlak sebagaimana dikemukakan di atas adalah anggapan bahwa akhlak yang baik kepada manusia itu lebih penting daripada tauhid. Akibatnya, rata-rata materi dakwah para da’i adalah berkutat pada upaya menyeru manusia untuk berbuat baik pada sesamanya dan menomorduakan dakwah tauhid, kalau tidak mau dikatakan bahwa mereka memang tidak pernah menyampaikan materi tauhid kepada mad’ ini tidak lain disebabkan karena mereka belum mengetahui definisi akhlak yang disebutkan oleh para ulama seperti yang dikemukakan oleh Imam Ibnu Rajab dan Ibnul Qayyim rahimahumallah di atas. Sehingga, tatkala mereka membaca hadits-hadits nabi seperti, “ Kebajikan itu keluhuran akhlaq “; “Tidak ada amalan yang lebih berat apabila diletakkan di atas mizan daripada akhlak yang baik.”; “Apa karunia terbaik yang diberikan kepada hamba?, nabi menjawab. “Akhlak yang baik.”, mereka berkeyakinan bahwa hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa berakhlak baik kepada sesama lebih tinggi derajatnya daripada menauhidkan Allah ta’ala secara akhir artikel ini, kami kembali mengingatkan bahwa akhlak yang baik kepada Allah, itulah yang harus menjadi fokus perhatian dalam pembenahan diri kita, dan yang menjadi fokus utama adalah bagaimana kita berusaha membenahi tauhid kita kepada Allah. Jika kita memiliki interaksi yang baik dengan-Nya, dengan menauhidkan-Nya, mengerjakan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, niscaya Allah ta’ala akan memudahkan kita untuk berinteraksi yang baik baca berakhlak yang baik dengan sesama. Itulah makna yang kami pahami dari sabda nabi shallallahu alaihi wa sallam,من التمس رضى الله بسخط الناس رضي الله عنه وأرضى الناس عنه ومن التمس رضا الناس بسخط الله سخط الله عليه وأسخط عليه الناس[“Barangsiapa mencari ridha Allah meski dengan mengundang kemurkaan manusia, niscaya Allah akan ridha kepadanya dan akan membuat manusia juga ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang mencari ridha manusia dengan mengundang kemurkaan Allah, niscaya Allah akan murka kepadanya dan akan membuat manusia turut murka kepadanya.”][11]Waffaqaniyallahu wa dari al Mau’izhatul Hasanah fil Akhlaqil Hasanah karya Syaikh Abdul Malik RamadhaniBuaran Indah, Tangerang, Banten 29 Jumadits Tsani 1431 Muhammad Nur Ichwan MuslimArtikel HR. Muslim 2553.[2] Jami’ul Ulum wal Hikam hlm. 252-253. Asy Syamilah.[3] Tahdzibus Sunan sebagaimana tertera dalam catatan kaki Aunul Ma’bud 13/91.[4] HR. Bukhari 5912; Muslim 30.[5] HR. Muslim 214.[6] Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang memakai jimat, sungguh dia telah berbuat syirik.” HR. Ahmad 17458.[7] Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun lalu membenarkan perkataannya, atau mengauli istrinya yang sedang haidh, menyetubuhi dubur istrinya, maka sesungguhnya dia telah berlepas diri dari ajaran yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.” HR. Abu Dawud 3408; Tirmidzi 135; dan selain mereka.[8] Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Allah melaknat orang yang menyembelih baca memberikan sesajen untuk selain Allah.” HR. Muslim 1978.[9] Allah ta’ala berfirman mengenai ucapan orang-orang musyrik, yang artinya, “Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan, dan mereka berkata “Mereka itu adalah pemberi syafa’at kepada Kami di sisi Allah.” Yunus 18.[10] Al Istiqamah 1/466; Asy Syamilah.[11] HR. Ibnu Hibban 276.
RasulullahSAW bersabda: “wahai para wanita Muslim janganlah tetangga merendahkan tetangga yang lain walau dengan sop tulang kambing.”. Berbaik-baik dengan tetangga menjadi salah satu sebab dari hadirnya kebahagiaan di dunia, karena tetangga yang shalih akan membuat hidup ini lapang dan nyaman, seperti sabda Nabi Muhammad Saw:
– Secara sengaja, saya pernah memperhatikan cara-cara bermuamalah beberapa orang di sekitar saya. Namun, selama hidup beberapa tahun bersama mereka, saya tidak pernah melihat senyuman mereka. Bahkan, saya tidak pernah melihat mereka sekalipun berbasa-basi untuk suatu kelakar, atau menanggapi dengan ramah setiap perkataan orang lain terhadap kenyataan tersebut, saya berkesimpulan bahwa mereka memang telah terbiasa hidup dengan watak dan sikap seperti itu terhadap siapa pun. Namun, alangkah terkejutnya diri saya ketika melihat perubahan sikap dan watak mereka yang sangat drastis ketika berada di sebuah pertemuan penting yang dihadiri oleh orang-orang kaya dan pejabat. Pasalnya, di tempat tersebut mereka terlihat sangat murah senyum dan ramah kepada siapa saja. Dari perubahan ini, saya menyimpulkan bahwasanya senyuman dan keramahan yang mereka tampakkan saat itu tidaklah tulus, atau hanya berdasarkan suatu kepentingan. Akibatnya, mereka pun kehilangan pahala yang sangat seorang mukmin akan senantiasa beribadah kepada Allah dengan seluruh akhlak yang terpuji dan kecapakan yang baik dalam bermuamalah dengan semua orang. Artinya, ia berakhlak terpuji dan bersikap baik kepada orang lain bukan karena kedudukan atau harta, bukan pula karena ingin mendapat pujian orang lain, disukai oleh seorang wanita, atau mendapat pinjaman harta, akan tetapi semata-mata agar dicintai Allah dan Allah menjadikan dirinya dicintai oleh semua Betapapun, barangsiapa memandang berakhlak terpuji itu sebagai suatu ibadah, niscaya ia akan selalu bermuamalah sebaik-baiknya terhadap orang kaya ataupun miskin, dan juga terhadap seorang pimpinan ataupun seorang suatu hari seorang petugas kebersihan jalan menyodorkan tangannya kepada Anda untuk bersalaman, lalu di tempat lain seorang pejabat tinggi juga menyodorkan tangannya kepada Anda untuk bersalaman, saya tidak tahu apakah Anda akan menyambut tangan keduanya dengan keramahan, senyuman, dan keceriaan wajah yang sama atau yang pasti, menurut Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam keduanya sama-sama harus mendapatkan sambutan yang ramah, tulus, dan penuh kasih sayang. Pasalnya, bisa jadi orang yang Anda remehkan dan tidak Anda pedulikan itu adalah justru orang yang di sisi Allah lebih baik dari seluruh isi dunia ini daripada orang yang Anda hormati dan Anda sambut dengan Shalallahu Alaihi wa Sallam pernah bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan paling dekat tempat duduknya denganku pada Hari Kiamat kelak adalah orang yang paling baik akhlaknya di antara kalian.” 1Beliau juga pernah berkata kepada Asyaj ibn Abdu Qais, “Sesungguhnya pada dirimu terdapat dua hal yang dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya.”Apakah kedua hal tersebut shalat malamkah atau puasa di siang hari?Asyaj sangat gembira dengan kabar tersebut dan langsung bertanya, “Apa kedua hal tersebut, wahai Rasulullah?”Beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Kesabaran dan kemurahan hati.” 2Dan ketika ditanya tentang kebajikan, beliau menjawab, “Kebajikan itu adalah dengan berakhlak terpuji.” 3Sedangkan ketika ditanya tentang perkara yang akan paling banyak membawa orang-orang ke surga, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Ketakwaan kepada Allah dan akhlak terpuji.” 4Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda “Seorang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya dan lembut perangainya murah hati, yaitu orang yang ramah terhadap orang lain dan orang lain ramah terhadapnya. Dan sesungguhnya tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak ramah terhadap orang lain dan orang lain tidak ramah terhadapnya.” 5Pada kesempatan lain, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam juga pernah bersabda “Tidak ada suatu perkara pun yang lebih berat timbangannya dari akhlak yang terpuji.” 6Kemudian, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam juga telah menegaskan “Sesungguhnya dengan akhlak terpujinya seseorang akan bisa mencapai derajat orang yang senantiasa bangun shalat malam dan berpuasa pada siang hari.” 7Singkat kata, barangsiapa berakhlak terpuji maka dia akan mendapat keuntungan di dunia dan juga di perhatikanlah riwayat tentang Ummu Salamah berikut ini Ketika sedang bersama Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam, Ummu Salamah teringat akan kehidupan akhirat dan apa yang telah dipersiapkan oleh Allah pada kehidupan tersebut. Maka berkatalah Ummu Salamah, “Wahai Rasulullah, seorang wanita memiliki dua suami saat di dunia. Kemudian, apabila ia dan kedua suaminya meninggal dunia dan mereka semua masuk surga, akan bersama suaminya yang manakah wanita tersebut di surga?”Apakah jawaban beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam? Apakah yang akan beliau katakan? Apakah beliau akan menjawab bahwa ia akan bersama yang paling banyak shalat malamnya, yang paling banyak puasanya, ataukah yang paling luas ilmunya?Tidak, ternyata bukan itu jawaban beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam. Akan tetapi, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam menjawab, “Dia akan bersama suaminya yang paling baik akhlaknya.”Ummu Salamah terkejut dengan jawaban tersebut. Melihat keterkejutannya, Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam berkata kepadanya, “Wahai Ummu Salamah, akhlak yang terpuji itu akan membawa kepada kebaikan dunia dan akhirat.”Ya, akhlak yang terpuji itu akan membawa kepada kebaikan dunia dan akhirat. Adapun yang dimaksud dengan kebaikan dunia adalah tertanamnya kecintaan di hati setiap makhluk terhadapnya, sedangkan kebaikan di akhirat adalah pahala besar yang akan diperolehnya kelak. Bahkan, meskipun seseorang mengerjakan banyak amal saleh, niscaya amal-amalnya itu bisa rusak dan tidak bermanfaat bila ia berakhlak ketika diceritakan kepada Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam tentang wanita yang rajin melaksanakan shalat, berpuasa, bersedekah, mengerjakan kebajikan ini dan itu, akan tetapi ia juga sering menyakiti tetangganya dengan lidahnya baca berakhlak tercela. Maka Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam pun bersabda, “Dia kelak akan masuk neraka.”Pada diri Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam terdapat banyak suri tauladan dalam hal akhlak yang terpuji; beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam adalah orang yang murah hati, berani dan tegas, lembut dan santun, lebih pemalu dari seorang gadis yang tengah dipingit, dan senantiasa memegang amanah serta jujur dalam bertutur kata. Dan orang-orang kafir telah bersaksi atas semua akhlak terpujinya ini sebelum orang-orang yang beriman; juga orang-orang fasik sebelum orang-orang pada saat turunnya wahyu yang pertama kepada beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam dan Khadijah melihat perubahan keadaan beliau yang terus diterpa kecemasan dan kekhawatiran, Khadijah sampai berkata kepada beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam, “Tetapkanlah hatimu. Demi Tuhan, Allah tidak akan pernah mengecewakan dirimu.” Mengapa?Khadijah melanjutkan, “Bukankah engkau senantiasa menyambung tali silaturahim, membantu yang lemah, memberi orang yang tidak mampu, memuliakan tamu, menolong orang yang mendapat musibah, berkata jujur, dan menunaikan amanah dengan baik?”Selain itu, Allah juga telah memujinya dengan pujian yang akan selalu kita baca sampai Hari Kiamat kelak, yaitu dalam firman-Nya yang berbunyi “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” QS. Al-Qalam 4. Ditegaskan pula, bahwasanya akhlak beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam adalah Al-Qur’an. Apabila membaca, “Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik,” QS. Al Baqarah 195 maka beliau berbuat baik terhadap siapa saja, terhadap orangtua ataupun anak kecil, terhadap si kaya ataupun si miskin, terhadap mereka yang berkedudukan tinggi ataupun mereka yang biasa-biasa ketika mendengar firman Allah, “Maka maafkanlah dan biarkanlah mereka…” QS. Al Baqarah 109, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam pun senantiasa memberi maaf setiap orang yang bersalah kepadanya. Manakala membaca firman Allah “Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia….” QS. Al Baqarah 83, beliau juga selalu berbicara kepada siapa pun dengan perkataan dan ucapan-ucapan yang beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam adalah panutan kita, hendaklah sikap dan perilaku beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam juga menjadi sikap dan perilaku kita. Perhatikanlah kehidupan beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam, bagaimana beliau bermuamalah dengan orang lain, bagaimana beliau menyikapi kesalahan mereka, bagaimana beliau menghadapi gangguan mereka, bagaimana upaya keras beliau untuk menyenangkan mereka, dan bagaimana perjuangan beliau dalam menyeru mereka kepada hari, Anda melihat beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam membantu meringankan beban orang miskin, hari berikutnya beliau mendamaikan dua belah pihak yang tengah berselisih, dan pada hari lainnya beliau menyeru orang-orang kafir kepada Allah. Demikian seterusnya hingga umur beliau pun semakin tua dan tulang beliau semakin lemah. Dan tentang keadaan beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam di akhir hayatnya, Aisyah menuturkannya sebagaimana berikut “Kebanyakan shalat Nabi Shalallahu Alaihi wa Sallam setelah beliau tua adalah dikerjakan sambil duduk.” Mengapa? Tak lain, karena tulang beliau telah dilemahkan oleh banyaknya beliau berbuat untuk umat jiwa-jiwa telah lanjut usiaTubuh akan mudah lelah tuk memenuhi keinginannyaBahkan, karena ingin selalu berakhlak mulia sepanjang hidupnya, beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam sampai berdoa kepada Allah seperti ini “Ya Allah, sebagaimana telah Engkau baguskan tubuhku, baguskan pula akhlakku.” 8Beliau juga pernah berdoa seperti ini“Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku akhlak yang terpuji, karena tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepada akhlak yang terpuji kecuali Engkau. Dan palingkanlah diriku dari akhlak yang tercela, karena tidak ada yang bisa memalingkan akhlak yang tercela dariku kecuali Engkau.” 9Singkat kata, kita semua sangat perlu meneladani semua akhlak beliau Shalallahu Alaihi wa Sallam dalam interaksi kita dengan sesama orang Muslim dalam rangka mengambil hati mereka dan mengajarkan kebaikan kepada mereka, juga dalam pergaulan kita dengan orang-orang kafir agar mereka mengetahui Islam yang sebenarnya. [/ANW]“Perbaguslah niat Anda agar kecakapan Anda bermuamalah dengan orang lain menjadi sebuah ibadah yang bisa mendekatkan diri Anda kepada Allah…”1 Hadis ini shahih dan diriwayat oleh HR. Ahmad da HR. HR. Tirmidzi hadis ini sahih.5 HR. HR. Abu Daud sahih.7 HR. Tirmidzi sahih.8 HR. Ahmad sahih.9 HR. Muslim.
9awYUz.